preloader
Dokter

Jutaan Warga Alami Demensia, Waspadalah !!!

Hospital doctors examine patients so that

Jutaan Warga Alami Demensia

...

dr. Indriana Lestariningtias, Sp.KJ

Dokter Penanggung Jawab Poli Psikiatri

UOBK RSUD Syamrabu Bangkalan

...

Setiap 3 detik, 1 orang di dunia mengalami demensia / pikun

Insiden demensia di seluruh dunia meningkat dengan cepat dan saat ini diperkirakan mendekati 50 juta orang. Di Indonesia sendiri, diperkirakan ada sekitar lebih dari 1.5 juta orang pada tahun 2023 ini, yang akan meningkat menjadi 2 juta di 2030 dan 4 juta orang pada tahun 2050.

Hal ini didukung dengan pernyataan dr. Indriana Lestariningtias, SpKJ yang menyatakan cukup sering menemukan kasus demensia di poli jiwa RSUD Syamrabu, namun banyak keluarga yang tidak “ngeh” bahwa anggota keluarganya tersebut sedang mengalami demensia. Hal ini terjadi oleh karena beragamnya gejala yang muncul disamping harus adanya gejala gangguan memori / ingatan  jangka pendek. Banyak keluarga bahkan menyangkal anggota keluarganya mengalami demensia oleh karena menganggap ingatannya masih bagus terutama ingatan-ingatan tentang masa lalu yang merupakan memori / ingatan jangka panjang yang memang seharusnya tidak terganggu pada penderita demensia. ” Bapak saya masih ingat semua dok masa – masa berjuang melawan penjajah, malah sering diulang-ulang dan menceritakannya dengan detil dan jelas” begitu kira-kira bentuk penyangkalan keluarga pasien yang sering diutarakan, tapi setelah di periksa lebih lanjut ternyata pasien sering lupa jalan pulang dari masjid ke rumah, tidak dapat mengingat hal baru yang baru didapatkan misalkan mengingat nomor telepon yang baru diberikan, bahkan yang lebih parah lagi sudah makan mengatakan belum makan , sholat terbalik-balik waktu dan rakaatnya dan lain sebagainya. Keluhan berupa perubahan perilaku juga sering mengecoh keluarga seperti mudah curiga, menganggap orang lain akan mengambil hartanya (sering penderita menyimpan harta berharganya dengan sangat hati2 seperti dibawah bantal atau kasur), menjadi sangat cemburuan menuduh pasangannya berselingkuh atau menjadi sosok yang mudah sedih, mudah menangis merasa tidak ada yang menyayangi, setelah di gali lebih jauh ternyata didapatkan gejala lupa-lupa ingatan jangka pendek juga.

Demensia mengganggu kemampuan bersosialisasi serta menurunkan kualitas hidup bukan hanya  penderita namun juga keluarganya serta lingkungan sekitarnya. Keluarga menjadi burn out dalam menangani penderita demensia karena memang akan menjadi beban dan harus selalu diawasi akibat perilaku-perilakunya tersebut yang bisa membahyakan diri sendiri dan orang lain. Mereka benar-benar kembali seperti anak kecil lagi yang mesti dipantau terus menerus. Hal inilah maka sangat diperlukan edukasi, pelatihan pendampingan dan bahkan terapi pada keluarga pasien dengan demensia yang kemudian disebut Orang Dengan Demensia (ODD).

Lumrahnya demensia terjadi pada usia lanjut usia yaitu 60 th keatas, namun di Indonesia banyak ditemukan terjadi diusia 40 tahunan keatas, oleh karena di Indonesia demensia yang didapatkan banyak berupa demensia vascular dibandingkan jenis Alzheimer (demensia ok penuaan) dan jenis demensia lainya. Demensia vascular merupakan suatu demensia yang disebabkan gangguan pada pembuluh darah di otak yang bersifat kronik progresif. Banyak dialami oleh penderita stoke, pasien yang memiliki riwayat darah tinggi, kencing manis dan sebagainya yang merupakan penyakit yang  menganggu vaskularisasi darah ke otak. Darisini kita bisa belajar pentingnya menjaga kondisi kesehatan fisik kita terutama menjaga kondisi vaskularisasi atau peredaran darah supaya lancar membawa oksigenasi ke otak hingga di usia tua kita.