preloader
Dokter

Pijat Perut Saat Hamil.....Boleh ???

Hospital doctors examine patients so that

Amankah Pijat Perut Saat Kehamilan?

 

 

oleh : dr. Desak Ketut Ayu Aryani, Sp.OG

Pijat perut pada saat kehamilan masih merupakan tradisi yang dilakukan di masyarakat kita. Masyarakat kita masih beranggapan bahwa pijat perut, terutama yang dilakukan oleh dukun, dapat memperbaiki posisi janin, membuat pertumbuhan bayi baik dan melancarkan persalinan nantinya. Walaupun pijat perut ini dilarang dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten, namun tradisi ini masih dilakukan sampai dengan sekarang.

Kenapa sih pijat perut saat kehamilan dilarang? Perut merupakan daerah yang tidak dilindungi oleh tulang atau rangka sehingga jaringan dan organ lunak didalamnya akan mudah  mengalami trauma ketika dilakukan pijatan apalagi dengan tekanan yang keras. Pada wanita yang tidak hamil saja, pijat perut bisa meyebabkan perlengketan usus, jika mempunyai kista, kista tersebut bisa pecah, dan tidak jarang memerlukan tindakan operasi segera karena kistanya menjadi terpluntir. Sedangkan pada wanita yang sedang hamil,  bisa menyebabkan perdarahan dalam rahim oleh karena plasenta terlepas, kontraksi, bahkan sampai menyebabkan ketuban pecah dini yang dapat menimbulkan persalinan prematur. Kalo pijatan  perut terjadi pada trimester pertama, bisa menyebabkan keguguran. Selain itu,  gerakan pijat untuk memutar janin bisa menyebabkan janin terlilit tali pusat, plasenta teepees, janin kekurangan oksigen sampai dengan bayi meninggal dalam rahim. Selama berpraktek di bangkalan, banyak kejadian janin meninggal didalam rahim, baik pada trimester pertama, maupun pada kehamilan yang sudah besar. Bila ditanyakan riwayatnya, kebanyakan dari ibu hamil ini baru saja melakukan pijatan perut.  Penyebab kematian bayi tersebut terutama  timbul perdarahan oleh karena plasenta terlepas dan ibu mengalami anemia dan butuh transfusi serta dilakukan tindakan operasi melahirkan segera oleh karena kegawatdaruratan. Bayangkan saja, pasien itu baru mempunyai anak pertama setelah menikah 5 tahun, dan karena tradisi turun temurun pijat perut yang tidak terbukti aman, akhirnya anak yang diharapkan meninggal. Ada juga kejadian wanita belum menikah datang dengan keluhan nyeri perut hebat dan didapatkan ada kista, setelah dilakukan tindakan operasi ternyata kistanya terpluntir dan pecah, serta saluran telur disisi yang sehat tejadi perlengketan sehingga kemungkinan untuk punya anak tipis. Setelah ditanyakan riwayatnya, ternyata pasien ini kerap pijat perut karena kebiasaan dan anjuran keluarga.

Jadi untuk para wanita yang belum hamil maupun para ibu hamil, boleh melakukan pijat untuk mengurangi pegal pegal tubuh, namun jangan dilakukan pada daerah perut. Dan saya berharap tradisi pijat perut di masyarakat jangan dilanjutkan mengingat banyak kerugian dibandingkan manfaatnya.