preloader
Dokter

Bangga sebagai Perawat di UOBK RSUD Syamrabu Bangkalan_Part One

Hospital doctors examine patients so that

Segmentasi tenaga kesehatan di Rumah Sakit, sekitar 50 sampai 80 persen merupakan perawat. Dengan komposisi yang banyak ini, perawat menjadi garda terdepan dalam pengelolaan perawatan pasien yang berobat, baik di IGD, IBS, Rawat Inap maupun di rawat jalan.

Perawat di UOBK RSUD Syamrabu memberikan kontribusi signifikan dalam memberikan layanan kesehatan dalam penanganan kasus Covid-19 yang mewabah di dunia 3 tahun yang lalu.
Sebagai garda terdepan, perawat mampu menerapkan safety practice agar bisa terhindar dari penularan penyakit selama menjalankan tugas di ruang pelayanan. Disiplin menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat sesuai dengan kondisi penanganan pasien sampai tingkat  kegawatdaruratan tetap terus diterapkan oleh perawat. Tetap aman dan sehat, itu tujuannya.

Perawat adalah salah satu kunci elemen dalam system perawatan kesehatan yang bertanggung jawab untuk merawat pasien dan memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang sesuai dan berkualitas.

Oleh karena itu penting bagi perawat untuk terus mengembangkan dan meningkatkan keterampilan mereka agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien.

Di UOBK RSUD Syamrabu Bangkalan, telah dilakukan beberapa pelatihan bagi perawat, baik sifatnya inhouse training maupun exhouse training. Diantara pelatihan yang sifatnya exhouse training, ada pelatihan yang diikuti oleh perawat UOBK RSUD Syamrabu Bangkalan, tidak tanggung-tanggung, ke negeri Sakura, Jepang.

Rumah sakit penyelenggara pelatihan tersebut adalah St Mary’s Hospital, Fukuoka-Japan. Rumah sakit khusus bagi pasien Hemodialisis/HD. Salah satu rumah sakit yang terkenal dan diakui kualitasnya di dunia terutama dalam hal tekhnologi dan manjemen hemodialisisnya.

Pelatihan tersebut mengangkat tema improving ability of dialysis engineers to maintain the water treatment system for dialysis fluid purification”. Dilihat dari temanya, pelatihan tersebut bertujuan memberikan wawasan tentang perkembangan tekhnologi hemodialisis di Jepang, khsusunya peningkatan kemampuan teknisi Hemodialisis untuk pemurnian dan pengolahan air untuk dialisis. Tentunya melalui pelatihan ini, peserta diharapkan mampu membangun system manajemen perlengkapan hemodialis bagi pasien HD yang membutuhkan.

Hemodialisis merupakan metode pencucian darah bagi pasien HD dengan membuang cairan berlebih dan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh melalui alat dialysis untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak. Metode tersebut dilakukan bila ginjal sudah tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik, atau disebut dengan gagal ginjal.

Peserta dari UOBK RSUD Syamrabu Bangkalan yang dikirim dalam pelatihan tersebut sebanyak 2 orang, yakni 1 orang perawat HD dan 1 orang (perawat) clinical engineering dialysis. Perawat yang beruntung mendapatkan pelatihan tersebut adalah : Samsul Arifin, AMd.Kep dan Wahyu Sugeng, S.Kep.Ns.

Bersama perwakilan peserta dari RS Uiversitas Airlangga Surabaya, RS PHC Surabaya, serta RSUD Ibnu Sina Gresik, mereka mendapat pelatihan di RS St Mary’s, Fukouka-Japan selama 10 hari. Gratis, seluruh dana transportasi dan akomodasi ditanggung oleh St Mary’sHospital  itu sendiri.

Semoga dengan pelatihan ini, peserta mampu meningkatkan capacity building terutama bagi perawat dan tekhnisi HD, serta memberikan pelayanan yang optimal bagi pasien yang mendapat pelayanan di unit Hemodialisis UOBK RSUD Syamraby Bangkalan